banner 700x256

Setelah Meng – Umrohkan Kader NU, Akhirnya Owner WD Ki Mulyono Berkenan Pakai Kopiah

banner 120x600
banner 336x280

Mojokerto – News PATROLI COM –

Ada cerita menarik pada diri Ki Mulyono, SH, MM, Owner Wisata Desa BMJ Mojopahit Mojokerto ini, Sebab sudah bertahun tahun pria yang masuk di jajaran Pengurus PCNU Kabupaten Mojokerto Sebagai Bendahara ini tidak pernah dan mau memakai kopiah baik di rumah maupun saat menghadiri acara keagamaan atau kegiatan ke- NU an sebelum Hajatnya tercapai.

Tapi saat ini Ki Mulyono, yang juga menjabat sebagai Penasehat PHRI dan Penasehat Budayawan Jawa Timur itu sudah menggunakan atau memakai Kopiah dalam kesehariannya.

Saat ini, Ki Mulyono yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Kakao Jatim Indonesia ini sudah memakai kopiah, dan ini beliau lakukan setelah dirinya bersama keluarganya melakukan ibadah Umroh ke Tanah Suci Mekah, yang setelah itu dirinya memberangkatkan ( Meng – Umrohkan ) Kader terbaik NU untuk melakukan Ibadah Umroh bersama keluarganya.

Dan Kader terbaik NU yang telah diberangkatkan Umroh ke Tanah Suci Mekah oleh Ki Mulyono, yakni Gus Nawawi ( Gus Awi ) warga Desa Sawo Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto,

Sementara itu menurut Ki Mulyono, Ikhwal atau kisah dirinya tidak mau memakai kopiah itu bermula kejadian sekitar tahun 2012 silam, saat itu dirinya bertemu dan matur kepada
Gus Khusen Elyas dan Gus Irfan Ketua PCNU Kabupaten Mojokerto, yang saat itu Ki Mulyono mengutarakan pendapatnya, bahwa sudah saatnya NU berpikir tentang ekonomi.

Dan Ki Mulyono, dimasukkan pada jajaran Pengurus NU, sebagai Bendahara, tapi dirinya terkejut saat diadakan rapat para pengurus NU, karena ia mendapati saat itu Tidak ada uang kas di NU.

Dan Ketika Rapat dengan para Kyai – kyai NU sak Mojosari dirinya kaget karena saat rapat tersebut dirinya bersama Abah Wahib Didampingi Gus Nawawi, saat mengadakan Sosialisasi Tentang budidaya tanaman Kakao, ternyata di organisasi NU di tingkat MWC tidak ada uang.

Padahal kalau di organisasi itu tidak ada uang, maka organisasi itu tidak akan jalan, maka saat itu oleh Ki Mulyono dibantulah MWC Pungging dan Mojosari oleh Ki Mulyono dengan bantuan dana Rp.5 juta.

Tapi alangkah terkejutnya, saat itu, kalau uang yang diberikan oleh Ki Mulyono justru dipakai oleh para pengurus MWC NU untuk melakukan ziarah makam Wali.

Akhirnya Ki Mulyono saat itu sempat emosi dan marah dengan para pengurus NU, karena uang yang 5 juta itu tidak dikelola untuk usaha, tapi untuk ziarah makam Wali. ” Saat itu saya sempat emosi dan mick saya pegang, kalau begini caranya NU tidak akan maju, Pola pikir harus dirubah, NU harus melakukan
Gerakan gerakan, jangan mencari makan di NU, Tapi Organisasi NU itu uripono, saya tidak melarang kegiatan ziarah wali, tapi Organisasi NU itu Uripono dengan gerakan perekonomian, ” ucap Ki Mulyono di kediaman, Jumat ( 17 / 11 / 2023 ).

Baca juga :  Satpol PP Kota Mojokerto dan Tim Gabungan Gelar Operasi Rokok Ilegal Sekaligus Sosialisasi

Saat itu kata Ki Mulyono , dirinya benar benar emosi, bahkan dirinya sempat berucap jika rombongan bus ziarah makam Wali itu masuk jurang, maka dirinya menjamin penumpangnya masuk neraka, karena tidak amanah untuk membesarkan organisasi NU.

Dan situasi saat itu sempat ramai dan kacau, sebab saat itu Ki Mulyono sempat mencopot kupiahnya dan membantingnya ke lantai dan sembari berucap dan bersumpah, kalau dirinya mensejahterakan Kader NU atau belum bisa meng umroh kan Kader atau pengurus NU, maka dirinya tidak akan pernah memakai kopiah, dan saat itu oleh Gus Nawawi dan pengurus NU lainnya termasuk KH. Sirodji Ahmad berusaha meredam emosi Ki Mulyono.

Ki Mulyono juga bercerita bahwa dirinya adalah Anak keturunan dari ABRI atau tentara yang masa kecilnya hidup dilingkungan Abangan, yang akhirnya dapat hidayah dan ngaji ke Pondok Abah Yat di Kota Mojokerto, dan oleh Abah Yat Ki Mulyono dijadikan santrinya.

Setelah kejadian di Mojosari tersebut, Ki Mulyono akhirnya giat melakukan gerakan – gerakan ekonomi dengan mensosialisasikan kader NU agar mau menanam pohon Kakao atau Gerakan Nandur Cokelat dan mendirikan NU MART di MWC Dlanggu.

Ki Mulyono juga sempat menyinggung tentang bagi hasil keuntungan Rumah Sakit Sakinah, Rumah Sakit yang didirikan oleh warga NU itu yang dinilainya terlalu sedikit saatbmemberikan keuntungan Saham untuk NU.

Ki Mulyono juga menjelaskan saat ini Gerakan cokelat yang dirintisnya puluhan tahun silam itu, Alhamdulillah sudah berhasil, bahkan dirinya sudah punya pabrik Cokelat Mojopahit, Begitu juga dengan Rumah Sakinah milik NU itu, saat ini NU Kabupaten Mojokerto sudah kaya dan tidak ada lagi ngemis ngemis atau menyodorkan proposal bantuan dana ke pihak lain karena Saham bagi hasil Rumah Sakit Sakinah juga sudah besar .

Ki Mulyono yang Alumni PGA ini mengatakan bahwa apa yang ia lakukan untuk kebesaran NU ini, semua karena Dawuh nya para Yai, dengan JIHAD NU melalui Pemberdayaan perekonomian.

Saat ini Ki Mulyono yang juga menjabat sebagai Pengurus Kwarda Pramuka Jawa Timur ini, setelah Umroh, Langsung melaksanakan kegiatan religi dengan merenovasi dan membangun musholla bagi para Pengunjung WD BMJ Yang Ingin melakukan ibadah dan berdoa. ( Kartono )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *