Made, merasa optimis ketika harga tiket di Pelabuhan jangkar ini diturunkan menjadi 3,5 juta atau paling tinggi sebesar Rp. 3,7 juta, menuju Kembar Lombok Barat NTB, semua Pengusaha dan sopir yang biasanya melalui jalur pelabuhan Ketapang akan pindah ke Pelabuhan Jangkar.
Namun rupanya para sopir truk mengeluhkan mahalnya tiket penyebrangan Jangkar-Lembar
Menanggapi keluhan tersebut, Anggota Komisi III DPRD Situbondo dari Fraksi Partai Demokrat, Janur Sasra Ananda meminta kepada Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub) agar meninjau ulang besaran tarif tiket untuk penyeberangan dari pelabuhan Jangkar-Lembar Lombok Barat NTB, Sehingga ini tidak memberatkan para sopir truk.
“Perbedaan antara tarif tiket yang diberlakukan di pelabuhan jangkat dengan Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi terlalu signifikan yaitu kurang lebih Rp700 ribu hingga Rp. 1 juta, padahal jaraknya tidak terlalu jauh. Pihak meminta tiket yang sudah ditetapkan ini bisa dievaluasi kembali atau ditinjau ulang,” Jelasnya.
Kalau tarif tersebut tidak segera dievaluasi, politisi berambut gondrong ini khawatir para sopir truk lebih memilih menyeberang di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.
“Seharusnya Dengan adanya rute baru dari pelabuhan Jangkar-Lembar ini selain menghemat waktu juga bisa menghemat biaya. Dengan tarif yang dinilai terlalu mahal tersebut bisa-bisa rute Jangkar-Lembar ajan sepi,”bebernya
Lebih jauh Janur menyebutkan, saat ini sarana dan pra-sarana dari jalan besar menuju Pelabuhan Jangkar sudah layak untuk melayani Long Distance Ferry (LDF).
“Semua PJU di sepanjang jalan menuju pelabuhan jangkar sudah terpasang, lahan parkir juga lebar, rambu-rambu juga sudah terpasang, sebagian jalan menuju Pelabuhan Jangkar sudah diperlebar. Untuk tahap permulaan ini sudah sangat bagus,” Terangnya.(Dedy)