Semuanya untuk mendukung upaya peningkatan kesehatan masyarakat,” jelasnya.
Di bidang pendidikan, IPG yang ditunjukkan dari Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) juga mengalami kenaikan. HLS gender laki-laki pada 2022 sebesar 12,64 naik menjadi 12,7 di tahun 2023. Sedang HLS perempuan sebesar 12,95 di tahun 2022 dan naik menjadi 13,03 di tahun 2023. Adanya kenaikan ini menggambarkan keberhasilan program Pendidikan.
Sementara RLS yang menggambarkan rata-rata waktu yang digunakan untuk menjalani pendidikan formal atau menggambarkan output pendidikan dalam jangka panjang terpilah gender juga mengalami kenaikan. Yakni tahun 2023 menjadi 8,04 untuk laki-laki dan 6,96 untuk perempuan.
Pemkab, lanjut dia, terus berusaha memperluas akses dan kesempatan laki-laki maupun perempuan terhadap pendidikan seperti pemberian DAK MA kepada 51 lembaga, program beasiswa 10 sarjana per desa kepada 1.965 mahasiswa, beasiswa tugas akhir bagi 121 mahasiswa, dan beasiswa scientist bagi 302 mahasiswa. Juga ada program Bosda SD/MI dan SMP/MTS sehingga gap antara komponen pembangunan manusia terpilah gender di bidang pendidikan semakin kecil.
Sementara itu, komponen ekonomi IPG pada variabel pengeluaran perkapita penduduk terpilah gender perempuan mengalami kenaikan dari Rp.8.693.000 di tahun 2022 menjadi Rp.9.064.000 di tahun 2023. Sedang pengeluaran perkapita laki-laki sebesar Rp.15.140.000 naik menjadi Rp.15.744.000.
Untuk mendorong peningkatan variabel pengeluaran perkapita, Pemkab melakukan beberapa Langkah strategis. Diantaranya pemberian modal bagi pedagang dengan kartu pedangang produktif (KPP) kepada 1.000 orang, bantuan pertanian (PPM) sebanyak 4.429 petani. Juga bantuan pengembangan skill masyarakat melalui Pelatihan Perempuan Kepala Keluarga (Pekka) yang diberikan kepada 840 kelompok/keluarga. (*)
Baca juga berita lainnya diGoogle News