banner 700x256

Warga Nongkodono Keluhkan Polusi Udara dan Suara dari Pabrik Porang

banner 120x600
banner 336x280

Ponorogo – News PATROLI.COM –

Dampak polusi udara dan suara yang dihasilkan oleh Pabrik Porang di Desa Nongkoso kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo sangat merugikan dan mersahkan warga.

Akibat limbah pembuangan debu ke jalan Desa Nongkodono Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo yang berasal dari Pabrik Porang yang dikelola oleh PT Agrapana Bio Technology, Warga Masyarakat mengeluhkan sesak napas dan mata pedih saat melintasi jalan tersebut.

Warga yang setiap kali melintasi jalan di sebelah bangunan Pabrik itu harus menahan nafas atau menutup hidung dan mulutnya untuk menahan debu pembuangan yang berasal dari pabrik porang tersebut, atau harus memakai masker agar tidak merasakan sesak saat terkena debu yang dibuang kejalan tersebut.

Areal pesawahan yang di samping jalan itupun juga terkena dampaknya, sawah yang di tanami padi itupun harus tertutup debu tebal dari pembungan debu pabrik porang itu dan akibatnya hasil panen juga menurun drastis.

Salah satu warga masyarakat, Saifudin” saat di konfirmasi awak media Minggu, (28/05/2023) memberikan keterangan, saat melewati jalan yang dibuangi debu pabrik porang ia mengaku, bahwa debunya sangat mengganggu pengguna jalan, mengganggu pernapasan sampai terasa sesak, dan juga mengganggu mata saat melintasi jalan tersebut.

Baca juga :  Polres Ponorogo Gelar Sertijab Kasat Lantas dan Kapolsek Jetis

“Debu yang di buang ke jalan dari pabrik porang itu sangat mengganggu pengguna jalan nafas terasa sesak, dan mengganggu mata saat melintas jalan tersebut,” Ungkapnya.

Saifudin juga menjelaskan bahwa debunya banyak yang dikeluarkan dari blower pasangan baru, kalau bisa itu dihilangkan biar debunya tidak mengganggu pengguna jalan, agar tidak terganggu.

Sampai dengan saat ini yang dikeluhkan warga sekitar diantaranya debu dan suara yang bising setiap malam saat warga mau istirahat suaranya seperti helikopter dan itu setiap malam, untuk debu yang dibuang kejalan paling-paling parah kurang lebih sekitar empat hari terakhir ini, bila mengenai mata tidak hanya sekali dua kali dan rasanya perih.

“Suara yang bising setiap malam saat warga mau istirahat suaranya seperti helikopter dan itu setiap malam, dan untuk debu yang dibuang kejalan paling paling parah kurang lebih sekitar empat hari terakhir dan mengenai mata tidak hanya sekali dua kali dan rasanya perih,” terangnya.

Saifudin juga berharap untuk debu yang kejalan utamanya , agar supaya bisa dihentikan.
“Sama suara bisingnya dihilangkan supaya warga masyarakat saat istirahat tidak terganggu. “tutupnya.

(Ktmn/Mrsd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *