Tak hanya itu, ada pula ada pula beberapa pernak-pernik bernuansa Tionghoa di jual di stand. Mulai dari lampion, barongsai, baju, liontin, hingga bandu.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro, Budiyanto menjelaskan, Bojonegoro Thengul International Folklore Festival di Galeri Bengawan ini juga sebagai wujud menjaga toleransi dan keberagaman di Bojonegoro.
“Kegiatan ini kita buat juga nuansa Mandarin. Sejumlah warga keturunan Tionghoa juga turut serta meramaikan kegiatan ini dan membaur bersama masyarakat lainnya,” ungkapnya.
Pihaknya berharap, dengan adanya kegiatan Bojonegoro Thengul International Folklore Festival ini, menjadi bukti bahwa di Bojonegoro adalah kota toleransi, kota berkolaborasi, kota yang adem ayem, rukun dan kompak. (*/eko)