Sumenep – News PATROLI.COM –
Tudingan hangat pasca mencuatnya dugaan praktik korupsi yang menerjang desa Sabuntan yang diduga pelaksanaan proyek polindes yang mana proyek polindes telah berjalan sesuai dengan petunjuk teknis,
Tuduhan dugaan praktik korupsi yang menyelimuti proyek pembangunan Poliklinik Desa (Polindes). Kepala Desa (Kades) Sabuntan, Matrasid, dengan nada berang dan retorika intelektual yang tajam, secara terbuka menampik keras segala tudingan yang dianggap mencoreng nama baiknya dan integritas pemerintah desa itu,
Dalam pernyataan eksklusif kepada awak media Saptu 12 April 2025 , Kades Sabuntan, yaitu Matrasid menegaskan dan membeberkan bahwa pelaksanaan proyek Polindes telah berjalan sesuai dengan koridor hukum dan petunjuk teknis yang berlaku, berlandaskan pada perhitungan yang ditetapkan oleh Peraturan Bupati (Perbup).
“Saya sudah mengatakan, kita bekerja sesuai dengan petunjuk teknis, Pak. Hitungannya berdasarkan Perbup,” ujarnya dengan intonasi yang menunjukkan kejengkelan mendalam terhadap narasi yang berkembang.
Lebih lanjut, Matrasid secara implisit menantang para aktivis yang gencar melontarkan kecaman untuk terjun langsung ke lapangan dan melakukan verifikasi faktual.
“Lebih jelasnya sampeyan turun ke lokasi saja, Pak, biar tahu. Kalau saya mau menjelaskan, takut salah,” tandasnya, menyiratkan ketidakpercayaan terhadap interpretasi informasi yang beredar di luar konteks sebenarnya.
Kades Sabuntan juga menyoroti adanya distorsi informasi yang dianggap sengaja dihembuskan oleh pihak-pihak tertentu. Ia menunjuk perbedaan mencolok antara anggaran proyek yang dipersoalkan dengan realitas fisik bangunan Polindes yang berdiri kokoh dengan cat berwarna kuning sejak tahun anggaran 2022-2023. “Jadi soal pekerjaan saya itu oleh yang diberitakan media lain itu tidak sesuai dengan mekanisme yang mereka ceritakan.
Faktanya, mereka memberitakan anggaran dengan pembangunan yang 2022-2023 yang bangunan polindesnya cat berwarna kuning jelas tidak sama kalau disandingkan dengan bangunan tidak apa yang dijelaskan dalam berita, karena mereka mempersoalkan anggaran pembangunan yang berbeda,” bebernya dengan argumentasi yang lugas.
Puncak dari kemarahan Kades Matrasid terungkap dalam pernyataan yang bernada menantang. Ia meminta pihak-pihak yang merasa memiliki bukti kuat untuk segera menempuh jalur hukum.
“Jadi sudahlah, tidak usah koar-koar. Kalau memang mau laporkan, laporkan saja sudah, kami ini terlalu sibuk melayani masyarakat,” tegasnya, menunjukkan sikap tidak gentar menghadapi potensi proses hukum.
Dengan retorika yang kuat dan penuh keyakinan, Kades Sabuntan juga memberikan pesan menusuk kepada para pengkritiknya.
“Kalau mau jadi kontrol, ya kontrol saja, tidak usah menakuti-nakuti kami kepala desa. Kami lebih takut kalau soal tanggung jawab, lebih takut kami sebagai penyelenggara, karena yang kami pegang ini adalah uang rakyat, bukan warisan leluhur saya. Dan kami sudah terbiasa dihempas badai dan topan, jadi tidak akan pernah menggigil karena gerimis,” pungkasnya dengan lantang yang menggambarkan keteguhan dan ketidak gentarannya dalam menghadapi isu ini.
Pernyataan keras Kades Sabuntan ini tentu akan semakin memanaskan tensi polemik dugaan korupsi Polindes di Desa Sabuntan. Masyarakat kini menanti langkah selanjutnya dari para aktivis dan pihak berwenang untuk membuktikan kebenaran di balik tuduhan yang Serious ini. Bola kini berada di tangan penegak hukum untuk melakukan investigasi yang transparan dan akuntabel, demi menjaga kepercayaan publik terhadap penyelenggaraan pemerintahan di tingkat desa. (Hen)