Banner Berdiri Dalam Berita 2
Banner Berdiri Dalam Berita 2
banner 700x256

Komitmen Tanggap Bencana, Perhutani Bersama BPBD Teken MoU Penanggulangan Bencana di Banyuwangi

Dedy Candra Widiyatmoko
Komitmen Tanggap Bencana Perhutani Bersama BPBD Teken MOU Penanggulangan Bencana Di Banyuwangi E1716364233692
Komitmen Tanggap Bencana, Perhutani Bersama BPBD Teken MOU Penanggulangan Bencana di Banyuwangi
banner 120x600
banner 336x280

Banyuwangi – News PATROLI.COM –

Sebagai wujud menjaga kelestarian hutan dan sekitar hutan serta kenyamanan dan keselamatan bersama terkait penanggulangan bencana, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Selatan dan KPH Banyuwangi Utara bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) tentang Penanggulangan Bencana dalam kawasan hutan Negara pada wilayah kerja KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara di Ruang rapat Witama Kantor BPBD Banyuwangi, pada selasa 21 Mei 2024.

Penandatanganan Nota Kesepahaman trsebut dilakukan dalam rangka penyamaan langkan dan tindakan kegiatan penanggulangan bencana, adapun tujuannya untuk meningkatkan hubungan baik dibidang kelembagaan dalam penyelengaraan program penanggulangan bencana dan meminimalisir dampak yang ditimbulkanwi wilayah kerja KPH Banyuwangi Selatan dan Banyuwangi Utara.

Pada kesempatan tersebut Administratur Perhutani Banyuwangi Selatan, Wahyu Dwi Hadmojo, menyampaikan terima kasih kepada BPBD Banyuwangi atas sinergi dan kerjasamanya dalam rangka penandatanganan MOU terkait Penanggulangan Bencana.

Baca juga : Penemuan Goa Misterius di Bawah Rumah Warga Sugio, Ribuan Kelelawar Berhamburan

“Dan hal tersebut merupakan tanggung jawab kita bersama dan perlu untuk segera tindak lanjut dalam implementasinya,” tuturnya. Lanjut Wahyu menyampakan dengan MoU bagian dari tanggap bencana ini kita dapat mengurangi dampak dan resiko akibat adanya potensi bencana di wilayah KPH Banyuwangi Selatan, dan bersama BPBD bisa melakukan pembuatan sebuah pemetaan atau membuat peralatan yang dapat mendeteksi bencana, seperti di wilayah pantai selatan yang rawan adanya bencana tsunami diperlukan prasarana untuk deteksinya.

“Dengan adanya MOU ini akan menjadi pintu masuk dalam meminimalisir dampak/resiko yang timbul dan penanggulangan bencana, “papar Wahyu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *