Sidoarjo – News PATROLI.COM –
Proyek plengsengan di Desa Candipari, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, menuai kontroversi. Proyek ini diduga dikerjakan asal-asalan dan tidak sesuai spesifikasi. Selain itu, proyek ini terkesan siluman karena tidak adanya papan nama proyek dan molen (pengaduk campuran material) baru didatangkan beberapa jam setelah dipertanyakan oleh warga.
Pada Rabu, 7 Agustus 2024, di lokasi proyek terlihat beberapa pekerja tengah bekerja tanpa menggunakan molen. Ketika dikonfirmasi, mereka menyatakan bahwa molen baru akan diturunkan pada pukul 13.00 WIB karena harus menunggu tenaga tambahan. “Engko mas jam siji didokno (nanti mas jam satu diturunkan), menunggu teman yang lain, karena tiga orang tidak kuat mas, berat,” ucap salah satu pekerja.
Ketua LSM Amanat Undang-Undang (AUU), Hariadi yang biasa disapa Hari Banteng, menyatakan kekesalannya atas kondisi ini. “Hal ini tidak sesuai spesifikasi karena tidak adanya molen. Proyek ini patut diduga dikerjakan asal-asalan dan karena tidak adanya papan nama, terkesan proyek siluman. Sangat disayangkan hal ini terlihat pada proyek plengsengan di Desa Candipari,” tegas Hari Banteng.
Sudarmanto, pelaksana proyek, ketika dikonfirmasi di lokasi menyatakan bahwa proyek ini merupakan proyek Pokir (pokok pikiran) DPRD. “Ini kerjaan Pak Yoppy, kami tidak menggunakan molen karena rusak. Ini proyek Pokir mas,” ucap Darmanto tanpa menyebut nama anggota dewan pemberi Pokir.
Hariadi menambahkan, “Apapun alasannya, pengerjaan tanpa molen yang sudah mencapai 50% adalah salah. Kenapa setelah beberapa jam muncul di media, molen baru didatangkan? Hal ini sangat disayangkan. Kenapa tidak dari awal pengerjaan?”
Proyek plengsengan di Desa Candipari RT 12 RW 05 Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, diduga dikerjakan tidak sesuai spesifikasi dan asal-asalan. Mesin molen baru didatangkan setelah proyek ini menjadi viral di media.
Hari Banteng menambahkan, “Sangat disayangkan kenapa setelah muncul pemberitaan dan viral terkait proyek tersebut, kontraktor pelaksana baru mendatangkan mesin molen. Hal ini terlihat aneh dan nampak terkesan untuk mencari keuntungan sebanyak-banyaknya.”
Media juga melaporkan bahwa mesin molen didatangkan dengan menggunakan kendaraan pickup jenis mobil Panther dengan nomor polisi W 9819 NH, dan hingga pukul 13.00 WIB mesin belum diturunkan. (Gus)