Banner Berdiri Dalam Berita 2
Banner Berdiri Dalam Berita 2
banner 700x256

Stunting di Bojonegoro No 2 Terendah se Jawa Timur

Eko Wahyudi
WhatsApp Image 2022 12 09 At 05.05.05
banner 120x600
banner 336x280

Bojonegoro, News PATROLI.COM

Pemkab Bojonegoro terus menekankan pentingnya peran Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP) dalam percepatan penurunan kasus stunting. Ini sebagai langkah mendukung tercapainya target nasional, yakni prevalensi stunting di bawah 14 persen pada 2024.

Penegasan ini disampaikan Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah saat memberi pembinaan melalui zoom meeting kepada kader IMP di Pendopo Kecamatan Bojonegoro, Kamis (8/12/2022).

Bupati Anna menjelaskan saat ini pemerintah telah menetapkan stunting sebagai isu prioritas nasional. Sasaran dan strategi penanganannya telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.

“Berbagai upaya dan sinergi semua pihak dilakukan. Saat ini Kabupaten Bojonegoro angka stunting terendah nomor dua se-Jawa Timur setelah Kota Surabaya,” ucap Bupati Anna.

Baca Juga:Bojonegoro Raih Anugerah Meritokrasi Kategori Baik

Ibu Pembangunan Bojonegoro ini juga menjelaskan bahwa peran IMP sangat penting dalam penyampaian informasi terhadap percepatan penurunan stunting. Karena mereka garda terdepan yang bersinggungan langsung dengan masyarakat. Oleh karena itu, pembinaan IMP sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas para kader baik dalam pengendalian Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) serta penanganan stunting di Bojonegoro.

Baca juga : Tansa Galau Sambang Desa Tiga Pilar di Kecamatan Krembung

Bupati Perempuan Pertama di Bojonegoro ini juga memberikan apresiasi setinggi-tingginya untuk semua pihak atas kerja sama selama ini. Yakni dengan ikut mempersiapkan generasi yang berkualitas menuju Indonesia emas.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Bojonegoro Heru Sugiharto menambahkan bahwa tujuan pembinaan IMP ini untuk meningkatkan kepedulian dan peran serta IMP agar menjadi pengelola dan pelaksanaan program KB yang dinamis dan mandiri. Terutama dalam menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *