banner 700x256

Duka Dibalik Reruntuhan Mushola Ponpes Al Khoziny: Tangis Santri, Doa dan Perjuangan Tim Evakuasi

Duka Dibalik Reruntuhan Mushola Ponpes Al Khoziny
banner 120x600
banner 336x280

Sidoarjo – News PATROLI.COM –

Suasana di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, masih terasa khusyuk. Ratusan santri baru saja melaksanakan sholat ashar berjamaah di mushola tiga lantai yang berdiri megah di tengah kawasan pondok. Namun, beberapa menit setelah jamaah bubar, suasana berubah mencekam, Senin (29/9/2025)

Bangunan mushola tiba-tiba runtuh. Dinding dan lantai yang kokoh seketika ambruk, menimbun sejumlah santri yang masih berada di dalam maupun sekitar bangunan. Jerit panik dan tangis terdengar bersahut-sahutan, memecah kesunyian sore itu.

“Anak-anak banyak yang berlarian keluar, tapi sebagian masih di dalam. Ada yang berteriak minta tolong,” kata seorang warga sekitar dengan wajah pucat.

Di tengah kepanikan itu, para santri yang selamat berusaha menolong teman-temannya dengan tangan kosong. Mereka mengangkat batu bata, kayu, dan potongan atap, sambil berharap ada suara dari bawah puing.

Tak lama berselang, sirene ambulans meraung. Tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan datang bergegas. Proses evakuasi dimulai. Alat berat disiapkan, meski sulit digunakan karena kondisi bangunan yang masih rapuh. Akhirnya, petugas lebih banyak mengandalkan peralatan manual, bahkan tangan mereka sendiri, untuk mencari korban.

Hingga malam, suasana di lokasi masih diselimuti haru. Lampu sorot dipasang untuk membantu pencarian. Para relawan terus menggali puing, sementara santri-santri lain duduk di halaman pondok, menangis, dan saling berpelukan.

Baca juga :  300 Peserta Ramaikan Lomba Karawitan di Festival Gamelan Kahuripan Sidoarjo

Bupati Sidoarjo Subandi yang hadir di lokasi menyampaikan duka mendalam. Dengan suara lirih, ia menegaskan pencarian tidak akan berhenti sebelum semua korban ditemukan.
“Kami pastikan pencarian dan evakuasi santri yang menjadi korban akan dilakukan sampai tuntas,” katanya.

Meski demikian, jumlah pasti korban belum bisa dipastikan. “Kita belum bisa mengetahui jumlahnya, proses evakuasi masih berlangsung,” lanjut Subandi.

Polisi kini masih melakukan olah TKP untuk mencari tahu penyebab runtuhnya bangunan mushola. Dugaan sementara masih terbuka, apakah karena faktor konstruksi atau hal lainnya.

Di balik duka ini, Subandi juga mengingatkan pentingnya legalitas dalam pembangunan. Ia menegaskan Pemkab Sidoarjo akan bertindak tegas terhadap pembangunan tanpa izin. “Kita tidak ingin musibah ini terulang. Kalau ada pembangunan tanpa izin, akan kita hentikan dulu,” tegasnya.

Malam itu, suasana pondok tak lagi seperti biasa. Doa-doa terus dipanjatkan, sementara mata santri tetap tertuju ke arah mushola yang tinggal puing. Harapan mereka hanya satu: semoga teman-teman yang masih terjebak segera ditemukan dalam keadaan selamat. (Gus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *