Banner Berdiri Dalam Berita 2
Banner Berdiri Dalam Berita 2
banner 700x256

Peneliti JIRCAS Jepang Kunjungi Hutan Jati Perhutani Ngawi

Marsudi
Peneliti JIRCAS Jepang Kunjungi Hutan Jati Perhutani Ngawi
Peneliti JIRCAS Jepang Kunjungi Hutan Jati Perhutani Ngawi. | FOTO: Ist
banner 120x600
banner 336x280

Ngawi – News PATROLI.COM –

Hutan jati Perhutani Ngawi di Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Kedunggalar menarik perhatian Naoki Tani seorang peneliti dari Japan International Research Center for Agricultural Sciences (JIRCAS) Jepang untuk melakukan kunjungan dalam rangka penelitian.

Naoki Tani hadir bersama tim dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang diterima oleh Kepala Seksi Pengelolaan Sumber Daya Hutan Puguh Yudhi Prasetyawan mewakili Administratur Perhutani Ngawi.

Puguh Yudhi Prasetyawan dalam keterangannya, Selasa (6/2/2024) mengatakan, ada dua tempat yang dikunjungi oleh peneliti, yaitu petak 7h Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Gendingan BKPH Walikukun yang merupakan lokasi Penjarangan Sistem Jalur pada tanaman Jati Plus Perhutani (JPP) dan petak 64e RPH Sidolaju BKPH Kedunggalar yang merupakan lokasi perhutanan klon jati dari benih dan stek pucuk JPP.

Menurut Puguh, lokasi petak tanaman jati tersebut merupakan salah satu jenis tanaman hutan yang memiliki nilai ekonomi tinggi, terutama dalam industri kayu. Upaya pengembangan penelitian ini dilakukan dengan menganalisis kondisi fisik blok JPP yang sudah dijarangi secara jalur dan belum dijarangi di dua lokasi yang berbeda, ujarnya.

Baca juga : Saling Bersinergi, Administratur Perhutani Mendapatkan Lawatan Balasan Pj. Bupati Bondowoso

“Pemilihan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan keberagaman genetik dan kondisi lingkungan yang berbeda, sehingga dapat memberikan gambaran yang komprehensif terkait pengembangan tanaman jati,” tutup Puguh.

Sementara itu Naoki Tani selaku peneliti dari JIRCAS Jepang mengatakan bahwa kunjungannya ke 2 lokasi di KPH Ngawi tersebut adalah dalam rangka pengembangan penelitian tanaman jati. “Kami ingin melihat fisik blok JPP yang sudah dijarangi secara jalur dan belum dijarangi. Kami juga ingin melihat fisik tanaman asal JPP stek pucuk dan biji JPP,” katanya. (Marsudi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *