Banner Berdiri Dalam Berita 2
Banner Berdiri Dalam Berita 2
banner 700x256

Profesor ITS Gagas Pengendalian Bio-Korosi pada Bangunan Laut

Favicon
Profesor ITS Gagas Pengendalian Bio Korosi Pada Bangunan Laut E1710999203474
Prof Herman Pratikno ST MT PhD saat menjelaskan hasil percobaan bio-korosi pada material yang telah melalui proses pemanasan full anealling
banner 120x600
banner 336x280

Surabaya – News PATROLI.COM –

Bangunan pantai dan lepas pantai yang berinteraksi langsung dengan air laut memicu terjadinya kerusakan, salah satunya berupa bio-korosi. Jika tidak segera diatasi, maka masa pakai struktur tidak akan bertahan lama. Beranjak dari hal tersebut, salah satu guru besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Herman Pratikno ST MT PhD menggagas pengendalian bio-korosi pada bangunan laut dengan perbaikan material melalui metode Heat Treatment.

Di awal, Herman menjelaskan bahwa bangunan pantai dan lepas pantai umumnya terbuat dari logam sehingga rentan terhadap korosi. Di sisi lain, bio-korosi pada material bangunan laut merupakan kerusakan pada suatu material akibat menempelnya mikroorganisme di struktur tersebut. Adapun tingginya salinitas air laut memicu percepatan terjadinya bio-korosi. “Oleh sebab itu, untuk mencegah kerusakan struktur diperlukan cara untuk mengendalikan bio-korosi,” ujarnya,di Surabaya, Rabu (20/3/2024)

Lebih lanjut, profesor ke-199 ITS ini menyebutkan jika pengendalian bio-korosi dapat dilakukan dengan memperbaiki sifat mekanik material itu sendiri. Salah satu metodenya adalah dengan proses perlakuan panas (heat treatment). Hal ini bertujuan untuk mengubah sifat logam melalui proses pemanasan, sehingga menghasilkan sifat dan kekerasan logam yang diinginkan. “Kemudian dilakukan uji korosi dengan air laut buatan untuk mengukur laju korosi tiap material,” tambahnya.

Baca juga : Tim Trabas Buana Kunjungi Lokasi Tebang Habis Jati dan Sengon Laut

Pada penelitian yang dituangkan dalam orasi ilmiah pengukuhannya sebagai profesor ITS ini, Herman melakukan empat pengujian heat treatment. Uji pertama dilakukan dengan perlakuan panas hardening. Dengan suhu 845 derajat celcius, logam dipanaskan dalam waktu 15 menit. Lalu dilakukan pendinginan cepat dengan media air hingga logam mengeras. Dengan suhu dan waktu yang sama, lalu dilakukan perlakuan panas normalizing. “Yang membedakannya hanya pendinginannya dengan udara bebas di luar dapur pemanas,” ungkap lelaki kelahiran Surabaya ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *