Banner Berdiri Dalam Berita 2
Banner Berdiri Dalam Berita 2
banner 700x256

Menkominfo RI Harapkan Pemilu 2024 Nanti Lebih Terasa Hangat dan Damai

Favicon
Menkominfo RI Budi Arie Setiadi Saat Menjadi Pembicara Kunci Dalam Acara Gelar Wicara Bertajuk DemiIndonesia Cerdas Memilih Yang Diadakan Detik.com Di Gedung Dyandra Surabaya E1707236923292
Menkominfo RI, Budi Arie Setiadi saat menjadi pembicara kunci dalam acara gelar wicara bertajuk '#DemiIndonesia Cerdas Memilih' yang diadakan Detik.com, di Gedung Dyandra, Surabaya. | FOTO: Ist
banner 120x600
banner 336x280

Surabaya – News PATROLI.COM –

Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Menkominfo RI), Budi Arie Setiadi berharap kondisi pesta demokrasi Pemilu 2024 nanti lebih terasa kehangatan dan kedamaiannya.

“Pemilu tahun 2024 ini, kita mengharapkan kondisinya lebih ada kehangatan, karena kontestannya semua adalah warga Indonesia sendiri, mulai dari partai, capres dan cawapresnya juga orang Indonesia. Kita berharap semuanya supaya siap menang siap kalah, karena ini prinsipnya pemilu damai, jadi harus siap menang siap kalah,” tutur Budi saat hadir menjadi pembicara kunci dalam gelar wicara bertajuk ‘#DemiIndonesia Cerdas Memilih’ yang diadakan Detik.com, di Gedung Dyandra, Surabaya, Selasa (6/2/2024).

Lebih lanjut, guna menciptakan Pemilu yang damai, Budi menjelaskan, Kemenkominfo RI telah mengidentifikasi jenis kejahatan siber selama periode Pemilu 2024 ini berlangsung. “Kita perlu mengantisipasi adanya kekacauan informasi atauinformation disorder, dan ancaman kejahatan siber selama pemilu. Seperti operasi siber, operasi informasi, dan operasi campuran,” jelasnya

Baca juga : Jelang Pilkada 2024, Bakesbangpol Bojonegoro Gelar Rapat Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial

Operasi siber, kata Budi, merupakan gangguan terhadap sistem IT dalam penyelenggaraan Pemilu, karena serangan siber dapat bersifat teknis dalam bentukweb investment malware attacksampai dengan fisik. “Oleh karenanya, penggambaran terhadap kelemahan-kelemahan perangkat TIK pada penyelenggaraan Pemilu menjadi suatu keniscayaan,” tuturnya.

Sedangkan operasi informasi, Budi menerangkan, merupakan upaya penyebaraninformation disorderseperti hoaks terkait Pemilu. Disebutkannya, berdasarkan data statistik, sebanyak 42% masyarakat itu percaya terhadap disinformasi atau hoaks, oleh karena itu Kemenkominfo RI terus memantau perkembangan hoaks.

“Kita melihat bahwa daya rusak hoaks itu terhadap masyarakat terutama disinformasi ini memiliki dampak desruptif yang merusak iklim demokrasi kita. Institusi penyelenggara Pemilu dilemahkan, hingga masyarakat tidak percaya dengan Pemilu,” terang Budi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *