Banner Berdiri Dalam Berita 2
Banner Berdiri Dalam Berita 2
banner 700x256

Penganiayaan Berujung Tewasnya Taruna STIP oleh Seniornya, Pengamat Hukum Didi Sungkono SH., MH. : Kurikulum Harus Diganti dan Direformasi

Marsudi
Didi Sungkono SH. MH
Didi Sungkono, SH., MH.
banner 120x600
banner 336x280

Surabaya – News PATROLI.COM –

Pengamat hukum Didi Sungkono S.H., M.H., angkat bicara terkait sering tewasnya mahasiswa (Taruna) yang kuliah dibawah naungan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Yang terbaru, mahasiswa (Taruna) asal pulau Bali bernama Putu (19) menjadi “Korban” keganasan senior, merenggang nyawa karena di aniaya seniornya di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta.

“Harusnya diperbaiki sistemnya, bongkar total. Kemenhub seakan tidak pernah belajar dari kejadian yang ada. Hampir tiap tahun sekolah-sekolah kedinasan dibawah naungan Kemenhub memakan “tumbal” putra-putri terbaik anak bangsa, yang merupakan harapan keluarga dan orangtua menjadi korban keganasan oknum-oknum tersebut,” ujar Didi Sungkono, Selasa (7/5/2024).

“Kalau seperti ini harus dievaluasi secara menyeluruh dan mendalam, yang bodoh ini siapa ?, yang alergi kritik ini siapa ?, yang dungu dan tidak mau mendengar kritik yang konstruktif ini siapa ?, dari Kemenhub, Dirjen atau Direkturnya ?,” tegas Didi Sungkono yang juga pengamat Kepolisian ini.

Lebih jauh Didi Sungkono menambahkan, “Pola pengasuhan senioritas dan junior hendaknya tidak usah diberlakukan, sekolah apa ini ?. Kemenhub ini murni sipil, harusnya yang ditekankan terkait cara, etika bagaimana melayani masyarakat dengan baik. Ada kesantunan, bukan bergaya sok jago, preman, melebihi militer, berpakaian loreng kayak militer memakai baret, sepatu lars. Kan lucu, ini pembodohan, kemunduran pola-pola berpikir.”

“Cara berpakaian, bersikap, harus benar-benar direformasi total. Karena sudah jelas arah maksud dan tujuan, Undang-Undangnya sangat jelas melaksanakan UU No 22 Tahun 2009 Tentang LLAJ kalau memang kelak bertugas di LLAJ dan dirjen darat,” kata Didi.

“Kalau kelak bertugas dipelayaran PoltekPel yang diperdalam ya terkait UU No 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran, serta dibekali SOP bagaimana pola asuh yang baik, diajari terkait yang tidak boleh menggunakan cara-cara kekerasan (pemukulan), karena ini adalah sebuah kejahatan sebagaimana diatur dalam KUHP (Kitab Undang Undang Hukum Pidana) serta diajari tentang UU No 39 Tahun 1999 Tentang HAM, dan harus dijalankan terkait penjabaran aplikasi dari PANCASILA, bukan malah bersikap arogan, senioritas junioritas. Kalian-kalian ini siapa ?. Kok bisa salah kaprah ini,” tegas Didi Sungkono.

Baca juga : Beberapa LSM dan Ormas Temuin Kadishub Sidoarjo untuk Cari Solusi Dugaan Pembakaran Lapak di Terminal Porong

Menurut Didi Sungkono, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemenhub harus bertanggung jawab penuh.

“Kalau memang tidak mampu, belajar dari Polri, koordinasi dengan Lemdiklat Polri atau ASDM Polri, biar kedepan tidak memakan korban lagi. Karena Polri adalah Penegak hukum, Polri berdasarkan UU No 02 Tahun 2002 adalah penjaga keamanan dalam negeri, slogannya sangat jelas “melindungi, mengayomi dan melayani”. Kemenhub harus belajar dari Polri kalau mau berubah dan berbenah, solusinya kurikulumnya harus dibenahi dan direformasi total,” ungkap Didi.

Didi mengatakan bahwa seharusnya kampus melakukan pembinaan secara intens dan pengawasan dalam setiap aktivitas mahasiswa, Begitu lengah, kata dia, maka kasus kekerasan di kampus muncul lagi. Ia menyebut kasus kekerasan tersebut karena kultur relasi kuasa di kampus antara senioritas dengan junioritas.

“Tradisi ini harusnya dipotong karena tradisi ini tradisi kekerasan, kasus kematian mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Putu Satria Ananta Rustika (19) diusut tuntas dan harus dikembangkan direktur juga ikut bertanggung jawab penuh, Selain itu ia menekankan perlunya evaluasi dalam kasus kekerasan tersebut. Evaluasi pihak-pihak mana yang terlibat. Tegakkan aturan untuk mencari keadilan,” imbuh Didi Sungkono.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *