Lombok Timur, News PATROLI.COM
Salah satu isu dalam percepatan penurunan angkastuntingdi Indonesia adalah meningkatkan konvergensi, Intervensi sensitif dan spesifik. Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting mengingatkan pentingnya konvergensi program dan kegiatan dalam mencapai target penurunan stunting tahun 2024 menjadi 14%.
Lombok Timur memiliki 152.696 keluarga berisikostuntingdari 255.891 keluarga sasaran (59,67%). Sementara itu jumlah sasaran pendampingan sebanyak 9.970 calon pengantin, 25.887 ibu hamil dan 25.887 ibu pasca salin.
Bupati Kabupaten Lombok Timur H. M. Sukiman Azmy pada acara Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Bergerak yang berlangsung secara hybrid Selasa (20/9), menyampaikan tahun 2018 angka stunting di Lombok Timur mencapai 47% dan berhasil turun menjadi 17% hingga pekan kedua September. Dari 10 kabupaten/kota yang ada di Provinsi NTB, Lombok Timur berhasil mencapai urutan ke-6 dari sebelumnya di posisi ke-9. Mengoptimalkan penurunan itu Bupati juga meminta arahan kepala BKKBN yang hadir pada kegiatan tersebut secara daring.
Keberhasilan Lombok Timur menurunkan prevalensi stunting tersebut mendapat apresiasi Kepala BKKBN Republik Indonesia Hasto Wardoyo. Ia mengaku bangga kepada Lombok Timur karena sebelumnya kabupaten ini memiliki angka stunting yang lebih tinggi diantara kabupaten lainnya. Ia yakin, tahun ini posisi Lotim akan naik. Dalam arahannya ia mengingatkan keberhasilan upaya penurunan stunting adalah dengan bergotong-royong dan penekanan pada upaya pencegahan, ”gotong-royong bersama masyarakat dan seluruh jajaran, baik swasta maupun pemerintah itu menjadi kunci yang penting,” ujarnya. Menurutnya upaya pencegahan relatif lebih mudah dibanding penanganan, begitu pun penanganan stunting untuk usia di bawah dua tahun.